Sabtu, 05 Januari 2013



Hi guys, how are you? 

Aku sih berharap kalian baik-baik saja sama seperti diriku. Aku ingin nulis lagi nih, sudah lama ga bercengkrama sama blog ini. Ada rasa kangen sih untuk mengotak-atik blog ini, makanya sekarang di tahun yang baru aku tampilkan blog ini untuk siapapun yang berminat membacanya dan sekarang aku akan coba share cerita-cerita yang kualami setiap hari. cerita setiap hari bukan berarti pengalaman seluruhnya yang kualami ya. aku hanya bercerita tentang pengalaman karirku saja sebagai seorang wartawan..

Kalian pasti bertanya, kenapa sih mau jadi wartawan? Aku sendiri saja, bingung sampai detik ini kenapa aku mau terjun didunia wartawan. Hanya dengan bekal tulisan yang sedikit serta pengalaman sebagai seorang jurnalis membuat aku bingung kenapa sampai detik ini aku masih mau menekuni pekerjaan yang cukup keras serta dibawah tekanan yang menuntutku untuk memberikan berita dengan alasan’Deadline’.

Ntahlah, sekarang aku berpikir tulisan disetiap ketikan dari jemari-jemari jariku memang sangat bermanfaat untuk masyarakat terutama bagi setiap para instansi yang selalu berlangganan media kami. Kadang aku berpikir, untuk apa sih aku menulis berita? Banyak orang berkata, enak yah bisa menjadi seorang wartawan..

Tapi, menurutku menjadi seorang wartawan itu merupakan pekerjaan berat meski sedikit ‘Mengasyikkan’. Yang membuatku berat menjadi seorang wartawan, karena aku setiap hari berpanas-panasan untuk mendapatkan sebuah berita dari para pejabat Kota Bogor. Susah? Arghhhh, pastinya sangat susah bertemu dengan mereka karena jika ‘Pejabat Bandel’ sangat sulit untuk ditemui karena katanya sih mereka sibuk.

Padahal? Ooouuu, ntahlah apa yang mereka kerjakan makanya sampai saat ini Kota Bogor tetap semerawaut dan terus mengalami kemacetan. Oke, selain susah bertemu Pejabat, aku juga sangat sulit jika mencari berita dilapangan. Karena apa? Karena tidak berani mengederai motor dan tidak memiliki motor, hiks… Aku harus mengandalkan teman yang seprofesi denganku..

Siapa dia? Teman yang seprofesi yang bernama Bima Chakti dari media online lokal Kota Bogor itu harus tabah karena hampir setiap hari maksudnya keculi Sabtu-Minggu yah, kita berdua bersama, dan aku harus nebeng terus sama dia. Jadi, intinya kalau dia tidak liputan, aku juga ngga liputan. Miris yah?

Masih lanjut lagi nih, tapi pengorbanan dia harus ngebonceng aku ada balasannya ko. Aku juga sering kirim berita yang telah ku buat dan dikirimkan ke emailnya. So, gw jadi tidak hutang budi dong sama dia heheheeee…

Beda sih, antara media dengan mediaku, aku berpegang pada media koran lokal yang lebih santai untuk mengetik berita dibandingkan dengan si Bima dia harus dituntut untuk mengirim berita dalam sehari itu minimal 4 berita dan berita itu langsung naik di websitenya.

Sayangnya, dia pemalas sih, jadinya ngirim berita langsung membrudul yaitu ketika mendapat kiriman berita dariku sore hari baru dia kirim ke websitenya. Sementara pada siang hari dia malas sekali untuk mengetik di handphone di smartphone blackberry 8520 yang dia miliki itu.

Kadang, aku jengkel juga liat dia karena selalu mengadalkan kiriman berita dariku. Tapi, bagaimanapun itu semua ada balasannya. Karena dia juga telah menghabiskan bensin motornya bersamaku untuk liputan bareng meski yang ngetik beritanya hanya aku saja. Namun, kalau aku juga sedang malas, aku juga mengandalkan beritanya dan lebih memilih “Barter” berita.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar