Hi
guys, how are you?
Aku
sih berharap kalian baik-baik saja sama seperti diriku. Aku ingin nulis lagi
nih, sudah lama ga bercengkrama sama blog ini. Ada rasa kangen sih untuk
mengotak-atik blog ini, makanya sekarang di tahun yang baru aku tampilkan blog
ini untuk siapapun yang berminat membacanya dan sekarang aku akan coba share
cerita-cerita yang kualami setiap hari. cerita setiap hari bukan berarti
pengalaman seluruhnya yang kualami ya. aku hanya bercerita tentang pengalaman
karirku saja sebagai seorang wartawan..
Kalian
pasti bertanya, kenapa sih mau jadi wartawan? Aku
sendiri saja, bingung sampai detik ini kenapa aku mau terjun didunia wartawan.
Hanya dengan bekal tulisan yang sedikit serta pengalaman sebagai seorang
jurnalis membuat aku bingung kenapa sampai detik ini aku masih mau menekuni
pekerjaan yang cukup keras serta dibawah tekanan yang menuntutku untuk memberikan
berita dengan alasan’Deadline’.
Ntahlah, sekarang
aku berpikir tulisan disetiap ketikan dari jemari-jemari jariku memang sangat
bermanfaat untuk masyarakat terutama bagi setiap para instansi yang selalu
berlangganan media kami. Kadang aku berpikir, untuk apa sih aku menulis berita?
Banyak orang berkata, enak yah bisa menjadi seorang wartawan..
Tapi,
menurutku menjadi seorang wartawan itu merupakan pekerjaan berat meski sedikit ‘Mengasyikkan’.
Yang membuatku berat menjadi seorang wartawan, karena aku setiap hari
berpanas-panasan untuk mendapatkan sebuah berita dari para pejabat Kota Bogor.
Susah? Arghhhh, pastinya sangat susah bertemu dengan mereka karena jika ‘Pejabat
Bandel’ sangat sulit untuk ditemui karena katanya sih mereka sibuk.
Padahal? Ooouuu,
ntahlah apa yang mereka kerjakan makanya sampai saat ini Kota Bogor tetap
semerawaut dan terus mengalami kemacetan. Oke, selain susah bertemu Pejabat,
aku juga sangat sulit jika mencari berita dilapangan. Karena apa? Karena tidak
berani mengederai motor dan tidak memiliki motor, hiks… Aku harus mengandalkan
teman yang seprofesi denganku..
Siapa dia? Teman
yang seprofesi yang bernama Bima Chakti dari media online lokal Kota Bogor itu
harus tabah karena hampir setiap hari maksudnya keculi Sabtu-Minggu yah, kita
berdua bersama, dan aku harus nebeng terus sama dia. Jadi, intinya kalau dia
tidak liputan, aku juga ngga liputan. Miris yah?
Masih lanjut
lagi nih, tapi pengorbanan dia harus ngebonceng aku ada balasannya ko. Aku juga
sering kirim berita yang telah ku buat dan dikirimkan ke emailnya. So, gw jadi
tidak hutang budi dong sama dia heheheeee…
Beda sih, antara
media dengan mediaku, aku berpegang pada media koran lokal yang lebih santai
untuk mengetik berita dibandingkan dengan si Bima dia harus dituntut untuk
mengirim berita dalam sehari itu minimal 4 berita dan berita itu langsung naik
di websitenya.
Sayangnya,
dia pemalas sih, jadinya ngirim berita langsung membrudul yaitu ketika mendapat
kiriman berita dariku sore hari baru dia kirim ke websitenya. Sementara pada
siang hari dia malas sekali untuk mengetik di handphone di smartphone
blackberry 8520 yang dia miliki itu.
Kadang, aku
jengkel juga liat dia karena selalu mengadalkan kiriman berita dariku. Tapi,
bagaimanapun itu semua ada balasannya. Karena dia juga telah menghabiskan
bensin motornya bersamaku untuk liputan bareng meski yang ngetik beritanya
hanya aku saja. Namun, kalau aku juga sedang malas, aku juga mengandalkan
beritanya dan lebih memilih “Barter” berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar